Rabu, 03 Oktober 2012

DEFISIT ANGGARAN RI 2012 DITETAPKAN 1,5 %

Diposting oleh Yuni Hiziatun di 16.12

Defisit ??
Kenapa kita harus mempermasalahkan devisit anggaran negara?
Seperti yang kita tahu devisit anggaran merupakan momok yang sangat ditakuti, dikarenakan defisit anggaran dapat diibaratkan sebagai penyakit hipertensi yang dampaknya dapat mempengaruhi kinerja jantung, ginjal, mata, dan otak yang dapat mengakibatkan kelumpuhan. Sehingga dapat dikatakan defisit anggaran dapat berdampak pada perekonomian suatu negara, karena untuk menutup defisit anggaran tersebut tidak dapat dilakukan dengan mudah seperti ciontohnya dengan cara pemerintah mencetak uang lebih banyak untuk menutup biaya anggaran pembangunan dan rutin pemerintah. Karena apabila hal tersebut dilakukan dapat memicu tingkat inflasi yang tinggi seperti yang terjadi pada masa Pemerintahan Orde Lama dulu.
Meskipun sekarang ini pemerintah menyiasati penutupan defisit anggaran tersebut dengan kebijakan  pembiayaan baik pembiayaan dalam negeri maupun luar negeri, negara masih tetap terbebani dengan bunga yang selalu fluktuaktif mengingat perekonomian global yang masih belum stabil. Selain itu adanya pembiayaan dari pihak luar terkadang mengakibatkan hubungan politik dengan negara pemedoal yang kurang menguntungkan bagi pihak Indoenesia. Untuk itu pemerintah harus selalu selektif dalam penerimaan pembiyaan dari pihak asing, untuk menghindari hal-hal yang dapat merugikan negara.

Adapun dampak dari difisit anggaran pada beberapa variabel ekonomi makro, diataranya ialah :
1.        Dampak Terhadap Tingkat bunga
Defisit anggaran ditandai dengan kurangnya pembiayaan pengeluaran negara yang dikarenakan kurangnya penerimaan negara akan pajak, sehingga untuk memenuhi kebutuhan masyarakat dalam meningkatkan anggaran pembangunan maupun rutin, negara memerlukan tambahan dana. Adanya penambahan dana tersebut mengakibatkan permintaan terhadap uang meningkat, dan bunga yang merupakan harga dari tambahan modal tersebut akan mengalami tingkat keseimbangan yang lebih tinggi (tingkat bunga meningkat)
2.        Dampak Terhadap Neraca Pembayaran
Dalam ekonomi terbuka, defisit anggaran dapat mempengaruhi posisi ekspor dan impor dari dan ke manca negara. Dengan meningkatnya tingkat bunga, investasi dalam negeri akan menurun, yang berarti peluang modal asing cenderung masuk mengalir ke dalam negeri untuk memenuhi kebutuhan investasi dalam negeri. Apabila ini terjadi, maka defisit anggaran mempunyai dua dampak yang berkaitan, yaitu : pertama, defisit anggaran akan meningkatkan defisit neraca pembayaran; kedua, dengan membengkaknya defisit neraca pembayaran, akan menurunkan nilai tukar dalam negeri terhadap mata uang asing. Sehingga menurunnya nilai rupiah terhadap valuta asing selama ini bukan saja disebabkan karena faktor psikologis, tetapi juga faktor teknis.
3.        Dampak Terhadap Inflasi
Pengeluaran negara yang melebihi penerimaannya berarti anggaran negara itu ekspansif, artinya ada kecenderungan terhadap kenaikan harga-harga umum (inflasi). Mengapa, karena pengeluaran negara yang digunakan untuk pembangunan proyek-proyek dengan biaya besar dan berjangka lama, selama dalam pembangunan belum dapat menghasilkan dalam waktu yang cepat, tetapi sebaliknya, negara telah melakukan pengeluaranpengeluaran, antara lain untuk upah buruh yang berakibat meningkatnya daya beli masyarakat. Dengan meningkatnya daya beli masyarakat di satu pihak, dan belum ada output yang dihasilkan di lain pihak, akan mendorong harga-harga umum akan meningkat, yang dampaknya adalah pada inflasi. Dalam masa pembangunan yang menggebu-gebu sulit bisa dihindarkan keadaan inflasi ini.
4.        Dampak Terhadap Konsumsi dan Tabungan
Inflasi yang diakibatkan karena defisit anggaran negara itu akan mengurangi pendapatan riil masyarakat. Pengurangan pada pendapatan riil masyarakat itu akan berakibat pada pengurangan baik konsumsi maupun tabungan. Tabungan sangat penting sekali untuk mendorong investasi. Apabila pendapatan riil ini menurun, berarti tingkat konsumsi dan tabungan riil juga menurun, padahal tingkat tabungan riil itu akan berpengaruh terhadap tingkat investasi. Dengan menurunnya tingkat tabungan tersebut, tingkat investasi juga menurun
5.        Dampak Terhadap Konsumsi dan Tabungan
Inflasi yang diakibatkan karena defisit anggaran negara itu akan mengurangi pendapatan riil masyarakat. Pengurangan pada pendapatan riil masyarakat itu akan berakibat pada pengurangan baik konsumsi maupun tabungan. Tabungan sangat penting sekali untuk mendorong investasi. Apabila pendapatan riil ini menurun, berarti tingkat konsumsi dan tabungan riil juga menurun, padahal tingkat tabungan riil itu akan berpengaruh terhadap tingkat investasi. Dengan menurunnya tingkat tabungan tersebut, tingkat investasi juga menurun.
6.        Dampak Terhadap Penggangguran
Pengganguran berarti penurunan tingkat kesempatan kerja. Kesempatan kerja tergantung pada besarnya investasi yang dilakukan baik oleh negara maupun masyarakat. Naiknya tingkat bunga akibat dari anggaran negara yang defisit itu, akan berdampak menurunnya gairah untuk investasi, yang berarti banyak proyek-proyek maupun perluasan proyek yang sudah ada tidak dapat dibangun, sehingga berakibat pada pemecatan tenaga kerja atau kurangnya tenaga kerja baru yang masuk dalam lapangan kerja. Dengan demikian defisit anggaran ini juga secara langsung berakibat pada kenaikan peningkatan tingkat penggangguran.
7.        Dampak Terhadap Tingkat pertumbuhan
Pertumbuhan yang meningkat adalah akibat dari meningkatnya investasi, baik dari Negara maupun masyarakat. Peningkatan investasi itu bisa terjadi, kecuali disebabkan oleh situasi keamanan yang kondusif, juga tingkat bunga yang rendah. Tetapi apabila perubahan variabel-variabel tersebut berlawanan dengan yang disebutkan diatas, terutama tingkat bunga yang tinggi akibat defisit anggaran, maka tingkat pertumbuhan yang tinggi tidak akan tercapai atau dapat dikatakan defisit anggaran itu juga mengakibatkan pada penurunan tingkat pertumbuhan.
Untuk menghindari defisit yang lebih tinggi lagi pemerintah perlu meningkatkan pendapatan dari sektor non fiskal, agar defisit Indonesia tidak mencapai angka satu koma ( bahkan untuk tahun 2013 pemerintah telah menetapkan defisit anggaran 1,65 (RAPBN-P) yang lebih tinggi dibandingkan tahun 2012), karena seperti yang kita tahu pendapatan Indoensia saat ini sangat mengandalkan dari penerimaan pajak. Padahal seperti yang kita ketahui potensi sumber daya Indonesia begitu kaya namun belum dapat dikelola secara optimal. Untuk itu pemerintah perlu lebih mengadakan kiebijakan yang dapat meningkatkan pendapatan dari sektor non-fiskal dan dapat meminimalisir belanja untuk kegiatan-kegiatan non value added dan meningkatkan anggaran untuk kegiatan-kegiatan yang dapat berpengaruh segnifikan untuk peningkatan pendapatan negara.

Adapun APBN Indonesia selama enam tahun terakhir adalah sebagai berikut....http://www.scribd.com/doc/108904592/12-01-06-Data-Pokok-APBN-2012-Id 

Undang-Undang terkait keuangan negara........ 

0 komentar:

Posting Komentar

Rabu, 03 Oktober 2012

DEFISIT ANGGARAN RI 2012 DITETAPKAN 1,5 %


Defisit ??
Kenapa kita harus mempermasalahkan devisit anggaran negara?
Seperti yang kita tahu devisit anggaran merupakan momok yang sangat ditakuti, dikarenakan defisit anggaran dapat diibaratkan sebagai penyakit hipertensi yang dampaknya dapat mempengaruhi kinerja jantung, ginjal, mata, dan otak yang dapat mengakibatkan kelumpuhan. Sehingga dapat dikatakan defisit anggaran dapat berdampak pada perekonomian suatu negara, karena untuk menutup defisit anggaran tersebut tidak dapat dilakukan dengan mudah seperti ciontohnya dengan cara pemerintah mencetak uang lebih banyak untuk menutup biaya anggaran pembangunan dan rutin pemerintah. Karena apabila hal tersebut dilakukan dapat memicu tingkat inflasi yang tinggi seperti yang terjadi pada masa Pemerintahan Orde Lama dulu.
Meskipun sekarang ini pemerintah menyiasati penutupan defisit anggaran tersebut dengan kebijakan  pembiayaan baik pembiayaan dalam negeri maupun luar negeri, negara masih tetap terbebani dengan bunga yang selalu fluktuaktif mengingat perekonomian global yang masih belum stabil. Selain itu adanya pembiayaan dari pihak luar terkadang mengakibatkan hubungan politik dengan negara pemedoal yang kurang menguntungkan bagi pihak Indoenesia. Untuk itu pemerintah harus selalu selektif dalam penerimaan pembiyaan dari pihak asing, untuk menghindari hal-hal yang dapat merugikan negara.

Adapun dampak dari difisit anggaran pada beberapa variabel ekonomi makro, diataranya ialah :
1.        Dampak Terhadap Tingkat bunga
Defisit anggaran ditandai dengan kurangnya pembiayaan pengeluaran negara yang dikarenakan kurangnya penerimaan negara akan pajak, sehingga untuk memenuhi kebutuhan masyarakat dalam meningkatkan anggaran pembangunan maupun rutin, negara memerlukan tambahan dana. Adanya penambahan dana tersebut mengakibatkan permintaan terhadap uang meningkat, dan bunga yang merupakan harga dari tambahan modal tersebut akan mengalami tingkat keseimbangan yang lebih tinggi (tingkat bunga meningkat)
2.        Dampak Terhadap Neraca Pembayaran
Dalam ekonomi terbuka, defisit anggaran dapat mempengaruhi posisi ekspor dan impor dari dan ke manca negara. Dengan meningkatnya tingkat bunga, investasi dalam negeri akan menurun, yang berarti peluang modal asing cenderung masuk mengalir ke dalam negeri untuk memenuhi kebutuhan investasi dalam negeri. Apabila ini terjadi, maka defisit anggaran mempunyai dua dampak yang berkaitan, yaitu : pertama, defisit anggaran akan meningkatkan defisit neraca pembayaran; kedua, dengan membengkaknya defisit neraca pembayaran, akan menurunkan nilai tukar dalam negeri terhadap mata uang asing. Sehingga menurunnya nilai rupiah terhadap valuta asing selama ini bukan saja disebabkan karena faktor psikologis, tetapi juga faktor teknis.
3.        Dampak Terhadap Inflasi
Pengeluaran negara yang melebihi penerimaannya berarti anggaran negara itu ekspansif, artinya ada kecenderungan terhadap kenaikan harga-harga umum (inflasi). Mengapa, karena pengeluaran negara yang digunakan untuk pembangunan proyek-proyek dengan biaya besar dan berjangka lama, selama dalam pembangunan belum dapat menghasilkan dalam waktu yang cepat, tetapi sebaliknya, negara telah melakukan pengeluaranpengeluaran, antara lain untuk upah buruh yang berakibat meningkatnya daya beli masyarakat. Dengan meningkatnya daya beli masyarakat di satu pihak, dan belum ada output yang dihasilkan di lain pihak, akan mendorong harga-harga umum akan meningkat, yang dampaknya adalah pada inflasi. Dalam masa pembangunan yang menggebu-gebu sulit bisa dihindarkan keadaan inflasi ini.
4.        Dampak Terhadap Konsumsi dan Tabungan
Inflasi yang diakibatkan karena defisit anggaran negara itu akan mengurangi pendapatan riil masyarakat. Pengurangan pada pendapatan riil masyarakat itu akan berakibat pada pengurangan baik konsumsi maupun tabungan. Tabungan sangat penting sekali untuk mendorong investasi. Apabila pendapatan riil ini menurun, berarti tingkat konsumsi dan tabungan riil juga menurun, padahal tingkat tabungan riil itu akan berpengaruh terhadap tingkat investasi. Dengan menurunnya tingkat tabungan tersebut, tingkat investasi juga menurun
5.        Dampak Terhadap Konsumsi dan Tabungan
Inflasi yang diakibatkan karena defisit anggaran negara itu akan mengurangi pendapatan riil masyarakat. Pengurangan pada pendapatan riil masyarakat itu akan berakibat pada pengurangan baik konsumsi maupun tabungan. Tabungan sangat penting sekali untuk mendorong investasi. Apabila pendapatan riil ini menurun, berarti tingkat konsumsi dan tabungan riil juga menurun, padahal tingkat tabungan riil itu akan berpengaruh terhadap tingkat investasi. Dengan menurunnya tingkat tabungan tersebut, tingkat investasi juga menurun.
6.        Dampak Terhadap Penggangguran
Pengganguran berarti penurunan tingkat kesempatan kerja. Kesempatan kerja tergantung pada besarnya investasi yang dilakukan baik oleh negara maupun masyarakat. Naiknya tingkat bunga akibat dari anggaran negara yang defisit itu, akan berdampak menurunnya gairah untuk investasi, yang berarti banyak proyek-proyek maupun perluasan proyek yang sudah ada tidak dapat dibangun, sehingga berakibat pada pemecatan tenaga kerja atau kurangnya tenaga kerja baru yang masuk dalam lapangan kerja. Dengan demikian defisit anggaran ini juga secara langsung berakibat pada kenaikan peningkatan tingkat penggangguran.
7.        Dampak Terhadap Tingkat pertumbuhan
Pertumbuhan yang meningkat adalah akibat dari meningkatnya investasi, baik dari Negara maupun masyarakat. Peningkatan investasi itu bisa terjadi, kecuali disebabkan oleh situasi keamanan yang kondusif, juga tingkat bunga yang rendah. Tetapi apabila perubahan variabel-variabel tersebut berlawanan dengan yang disebutkan diatas, terutama tingkat bunga yang tinggi akibat defisit anggaran, maka tingkat pertumbuhan yang tinggi tidak akan tercapai atau dapat dikatakan defisit anggaran itu juga mengakibatkan pada penurunan tingkat pertumbuhan.
Untuk menghindari defisit yang lebih tinggi lagi pemerintah perlu meningkatkan pendapatan dari sektor non fiskal, agar defisit Indonesia tidak mencapai angka satu koma ( bahkan untuk tahun 2013 pemerintah telah menetapkan defisit anggaran 1,65 (RAPBN-P) yang lebih tinggi dibandingkan tahun 2012), karena seperti yang kita tahu pendapatan Indoensia saat ini sangat mengandalkan dari penerimaan pajak. Padahal seperti yang kita ketahui potensi sumber daya Indonesia begitu kaya namun belum dapat dikelola secara optimal. Untuk itu pemerintah perlu lebih mengadakan kiebijakan yang dapat meningkatkan pendapatan dari sektor non-fiskal dan dapat meminimalisir belanja untuk kegiatan-kegiatan non value added dan meningkatkan anggaran untuk kegiatan-kegiatan yang dapat berpengaruh segnifikan untuk peningkatan pendapatan negara.

Adapun APBN Indonesia selama enam tahun terakhir adalah sebagai berikut....http://www.scribd.com/doc/108904592/12-01-06-Data-Pokok-APBN-2012-Id 

Undang-Undang terkait keuangan negara........ 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

 

yuni hiziatun Template by Ipietoon Blogger Template | Gift Idea